Ketuban
pecah dalam persalinan secara umum di sebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan
karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Komplikasi
yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat
terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea,
atau gagalnya persalinan normal.
Gejalanya
adalah cairan ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah
banyak, tk dapat di tahan atau di berhentikan. Cairan ketuban berwarna putih
agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur dengan lanugo atau rambut
halus pada janin dan mengandung vernik caseosa, yaitu lemak pada kulit bayi.
Penyebabnya
belum pasti, tetapi sebagian besar berkaitan dengan infeksi, seperti infeksi
kuman, bakteri yang dapat menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis, lemah dan
mudah pecah.
Penatalaksaan ketuban pecah dini :
v Mempertahankan
kahamilan sampai cukup matur khususnya kematangan paru sehingga mengurangi
kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
v Terjadi
infeksi dalam rahim, yaitu koriomnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
meningitits janin, dan persalinan prematur.
v Pada usia
kehamilan 24 sampai 32 minggu saat berat janin cukup, perlu dipertimbangkan
untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat
diselamatkan.
v Menghadapi
ketuban pecah dini, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat
pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbngan untuk
menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan bayinya.
v Pemeriksaan
yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia biparietal dan perlu
melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru
melalui perbandingan L/S.
v Waktu
terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan pada selang waktu 6 jam sampai 24
jam, bila tidak terjadi HIS spontan.
Penderita
dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk diperiksa
lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien dapat
pulang untuk di rawat jalan. Secara umum penatalaksanaan ketuban pecah dini
yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin,
penatalaksanaannya bergantung pada usia kehamilan.
REFERENSI :
SARWONO PRAWIROHARJO.2011.ILMU KEBIDANAN.PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO. JAKARTA
0 komentar:
Posting Komentar